Dalam dinamika permainan tenis meja ganda, Latihan Reaksi yang optimal adalah penentu utama keberhasilan. Kecepatan respons terhadap bola yang bergerak super cepat, baik itu pukulan smash mematikan atau flick tak terduga, membedakan pasangan biasa dengan duo berprestasi. Keterlambatan sepersekian detik bisa berarti hilangnya poin krusial, oleh karena itu, program latihan yang fokus pada peningkatan kecepatan reaksi visual dan motorik menjadi esensial.
Salah satu metode efektif dalam Latihan Reaksi adalah melalui drill bola multi-arah. Pelatih dapat secara acak menempatkan bola ke berbagai sudut meja, memaksa kedua pemain untuk bergerak cepat dan mengembalikan bola. Misalnya, pada sesi latihan tim ganda putra Pelatnas Tenis Meja Indonesia di GOR Cempaka Putih pada 15 April 2025 lalu, pelatih kepala, Bapak Cahyo Adi, secara bergantian memukul bola dengan kecepatan dan arah berbeda, menantang pasangan untuk merespons dalam waktu sesingkat mungkin. Drill ini tidak hanya melatih kecepatan, tetapi juga antisipasi dan koordinasi mata-tangan.
Selain itu, Latihan Reaksi juga bisa melibatkan penggunaan lampu respons atau alat bantu visual lainnya. Perangkat ini akan menyala secara acak, dan pemain harus menyentuh lampu tersebut secepat mungkin. Latihan semacam ini meningkatkan kecepatan pemrosesan visual dan mempersingkat waktu respons saraf motorik. Dalam konteks ganda, latihan ini dapat dilakukan secara bergantian atau bersamaan, mensimulasikan situasi di mana kedua pemain harus siap merespons pukulan lawan. Atlet top seperti pasangan ganda putri Jepang, Miu Hirano dan Hina Hayata, diketahui menggunakan latihan serupa untuk menjaga ketajaman reaksi mereka.
Tidak hanya di meja, latihan fisik penunjang juga krusial. Latihan kelincahan seperti ladder drills dan shuttle runs membantu meningkatkan kecepatan gerak kaki yang fundamental untuk mencapai posisi terbaik dalam merespons bola. Kekuatan otot inti dan kaki juga perlu dijaga agar dapat melakukan gerakan eksplosif dan stabil saat memukul atau menerima bola. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Sports Science pada Maret 2024 menunjukkan bahwa atlet tenis meja dengan kekuatan inti yang lebih baik memiliki waktu reaksi yang lebih singkat saat menghadapi bola spin. Dengan menggabungkan drill spesifik tenis meja dengan latihan fisik komprehensif, duo tenis meja dapat mengasah reaksi mereka menjadi secepat kilat, memberikan mereka keunggulan kompetitif yang signifikan di setiap pertandingan.