Ketahanan Otot: Kunci Mempertahankan Kuncian dalam Pertarungan

Dalam bela diri, menerapkan sebuah kuncian adalah satu hal, tetapi mempertahankannya hingga lawan menyerah adalah hal lain. Di sinilah ketahanan otot memainkan peran vital. Pada sebuah sesi latihan Jiu-Jitsu di Jakarta Selatan pada hari Selasa, 21 Oktober 2025, seorang pelatih bernama Hendri, menegaskan kepada para muridnya, “Tidak peduli seberapa sempurna teknik kuncian Anda, jika Anda kehabisan tenaga, kuncian itu tidak akan berhasil.” Ketahanan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi berulang-ulang tanpa lelah, sebuah kualitas yang sangat krusial dalam pertarungan grappling.

Mempertahankan kuncian, seperti armbar atau choke, sering kali membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan. Lawan akan berjuang dengan sekuat tenaga untuk melarikan diri, dan praktisi harus mampu menahan perlawanan ini. Latihan yang menargetkan ketahanan otot pada area spesifik seperti lengan, genggaman tangan, dan otot inti sangat penting. Contohnya, untuk meningkatkan ketahanan otot genggaman, latihan seperti dead hangs (bergantung pada bar) atau farmers’ walk (berjalan sambil membawa beban berat) sangat dianjurkan. Latihan ini meniru tekanan yang dialami saat mencoba mempertahankan kuncian lengan atau leher.

Selain itu, latihan drilling secara berulang juga merupakan cara terbaik untuk membangun ketahanan otot yang spesifik untuk Jiu-Jitsu. Melakukan teknik yang sama berulang kali, seperti transisi dari satu posisi ke posisi lain atau mencoba kuncian yang sama dari berbagai sudut, akan melatih otot-otot yang relevan untuk bekerja dalam waktu yang lama. Menurut laporan dari Jurnal Kebugaran dan Keterampilan Bela Diri pada 18 Oktober 2025, atlet yang meluangkan waktu 20 menit per sesi untuk latihan drilling spesifik, menunjukkan peningkatan daya tahan otot sebesar 30% dalam enam minggu. Data ini menunjukkan bahwa latihan yang terfokus memberikan hasil yang signifikan.

Latihan live rolling atau sparring juga sangat penting. Dalam rolling, praktisi akan menghadapi perlawanan yang tidak terduga, memaksa otot-otot mereka untuk bekerja di bawah tekanan yang mirip dengan pertarungan sungguhan. Hal ini tidak hanya membangun ketahanan otot tetapi juga ketahanan mental, karena petarung belajar untuk tetap tenang dan efisien saat lelah. Sebuah insiden yang terjadi di sebuah turnamen bela diri di Jakarta Utara pada 20 Oktober 2025, disaksikan oleh seorang petugas medis, Dokter Rina. Ia mengamati bahwa seorang petarung berhasil memenangkan pertandingan karena ia dapat mempertahankan kuncian hingga akhir pertandingan, meskipun lawannya berusaha keras untuk melarikan diri. Dokter Rina kemudian menjelaskan bahwa itu adalah pertarungan antara teknik dan ketahanan.

Dengan demikian, menguasai teknik kuncian hanyalah setengah dari cerita. Sisa dari cerita itu adalah membangun ketahanan otot untuk memastikan bahwa teknik tersebut dapat dipertahankan sampai selesai. Latihan yang konsisten dan terarah adalah kunci untuk mencapai hal ini, menjadikan Anda seorang petarung yang tidak hanya terampil tetapi juga tangguh.